Description
“…Puthut adalah pencerita yang piawai. Kata-katanya sederhana. Kalimat-kalimatnya ringkas. Tidak neko-neko. Tidak ingin dianggap pintar meliuk-liukkan kata, tapi ceritanya tetap memukau.
Dia bukan hanya tahu teknik menulis yang baik, tapi saya kira, cerpen-cerpennya tak hanya ditulis dengan teknik menulis dan bercerita yang baik itu, melainkan ditulis dengan melibatkan perasaannya. Dan itulah yang penting. Karena tulisan yang ditulis dengan sepenuh perasaan tidak bisa dibohongi. Beberapa kali dada saya terasa sesak karena larut membaca cerpen-cerpen Puthut. Seolah saya ada di sana, di dalam cerpen-cerpennya. Menjadi saksi. Menjadi pelaku.” – Rusdi Mathari, wartawan dan penulis.