Description
MOJOKSTORE.COM / Puisi / Krena Cinta Kuat Seperti Maut (Adimas Immanuel)Â
+++
‘Cinta’ adalah kata yang pendek dengan tafsiran yang panjang. Sejak dulu para ilmuwan, filsuf, mistikus, agamawan, penyair, musisi berusaha mengartikan dan mengartikulasikan kata yang bisa menjadi kata benda, kata sifat, sekaligus kata kerja ini tanpa pernah final.
Bahasa Yunani kenal Eros, Philia dan Agape. Bahasa Indonesia kenal Birahi, Suka, Cinta, Sayang. Bahasa Jaksel kenal Naksir, Ngebet, Luv bingit (apalagi, ya?) yang berujung pada rupa-rupa Petrus Jankador Jumanji (Pepet Terus Jangan Kasih Kendor Juancok Mantap Jiwa!). Hasil akhir beragam: pacaran, sebastian (sebatas teman tanpa kepastian), hingga pacaran sepihak atau LDR (Lu Doang elationship), tapi apakah cinta? mengapa ia bisa menjadi bahan baku atau sekadar bumbu dalam sepinggan kehidupan yang ironisnya mengibaratkan hidup mampir minum semata? Kita ingin mengunyah cinta, melumat dan menyesap saripatinya untuk jadi kekuatan tubuh kita, padahal hidup kadang perkara kembung-dahaga dan tinggal minum saja. Lalu apakah cinta dan perannya?
Ada yang mengukur cinta berdasar getar di dada, ada yang sebatas fisik, reaksi biologis-kimia. Ada yang mengukur cinta berdasar harta, tahta dan Nella Kharisma, ada yang mengukur cinta berdasar suku, ras, agama. Ada yang menaksir cinta berdasar jarak semata, ada yang berdasar intensitas jumpa. Ada yang menganggap cinta berdasar lamanya WhatsApp dibaca atau sudah cinta karena sama-sama sering berbalas ‘like’ di unggahan instagram belaka. Meski demikian, banyak yang teguh percaya mengukur cinta berdasar waktu (kala): cinta adalah pembuktian sepanjang hayat dengan melupakan riwayat, upaya berdamai dengan masing-masing tabiat. Semua tafsiran tentang cinta adalah sah dan para pencinta layak berbahagia.
Kitab suci tidak luput dari upaya menerjemahkan kata yang dekat-juga-asing ini. Berbagai bentuk cinta hadir dan beralih rupa menjadi tindakan baik-buruk, benar-salah melalui peranan tokoh-tokoh, menjadi cerita-cerita yang akrab kita dengar sejak kecil melalui tuturan orang tua maupun khotbah pemuka agama. Perkara-perkara inilah yang coba disuarakan, ditanyakan dan dinyatakan dalam kumpulan puisi terbaru saya.