Description
Buku ini bagian dari sikap meraya-rayakan kehadiran dunia virtual atau yang lazim disebut “Cyberspace”, juga bukan bagian dari demonstrasi sikap resisten terhadapnya, melainkan upaya kritis untuk memahaminya melalui refleksi atas pengalaman plus pengamatan. Meskipun baru upaya awal, catatan-catatan kritis – reflektif yang disajikan dalam buku ini membantu kita untuk menghindari kedua sikap ekstrem tersebut. – Budiawan, Dosen “Cyberculture dan Digitalisasi Masyarakat” di Prodi Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pascasarjaa UGM
Sejarah peradaban tampil dalam wajah ganda: sejarah hubungan sosial sekaligus riwayat sarana reproduksi kehidupan sosial kita. Internet adalah usaha yang baik dalam memahami hubungan-hubungan sosial yang timbul dari fakta tersebut. Dengan bersenjatakan filsafat dan teori-teori sosial kontemporer, buku ini menjabarkan anatomi budaya maya yang membentuk wajah kita sebagai manusia kontemporer. – Martin Suryajaya, Penulis Filsafat, pengasuh Kolom Logika Indoprogress.com
“ Buku ini keren! Memotret jejak manusia sebaai makhluk real sealigus virtual. Dari jejak perubahan bermusik era digital ala Dave Grohl, berniaga di media sosial, keterasina sosial manusia, penjara virtual Mira di China, sampai politik pemberontakan Aaron Swartz yang menentang monopoli informasi dan ilmu pengetahuan di Amerika. Jika tiap mahasiswa , pelajar, atau warga Indonesia lintas usia membacanya, kebebasan berekspresi kita akan jadi lebih berkualitas. Ajaklah siapa saja memetik bungan manfaat dari buku ini. Selamat Membaca!” – Usman Hamid, Co-Founder Change.org